Rabu, 11 Desember 2013

  Marder 1A3

Akan dipamerkan ke publik sebagai alutsista resmi milik TNI pada HUT TNI 5 Oktober 2014.
  •  Marder 1A3
            IFV Marder dibuat dari  chassis yang dirancang khusus pada awal tahun 1960. Bila dirunut dari sejarahnya, desain awal Marder adalah untuk menghadapi ranpur IFV dari negara-negara Eropa Timur saat berlangsungnya Perang Dingin. Tank ini diciptakan sebagai  platform umum kendaraan lapis baja yang efektif tanpa mengesampingkan perlindungan dan mobilitas dalam mendukung tank tempur utama yakni Leopard.
Konsep saling perpaduan antara Leopard dan Marder juga diterapkan di lingkungan AD AS. Di Negeri Paman Sam, MBT M1 Abrams juga ‘disandingkan’ dengan M2 Bradley dalam tiap laga pertempuran. Dalam dimensi yang mirip tapi tentu beda kelas, tank ringan Scorpion TNI AD juga disandingkan dengan APC Stormer, begitu juga AMX-13 kanon 105/75mm juga serasi didampingi AMX-13 VCI.



            Beginilah tampilan bila pintu keluar/masuk personel dibuka
Di lingkungan AD Jerman, Marder dioperasikan sebagai senjata utama Panzergrenadiere (infanteri mekanis) dari tahun 1970-an sampai saat ini. Varian pertama Marder mulai dikembangkan pada Januari 1960 dan produksi pertamanya diterima oleh militer Jerman pada tanggal 7 Januari 1971. Produksi kendaraan tempur ini terus berlanjut hingga tahun 1975, tidak kurang dari 2.136 unit Marder telah diproduksi.
Pada tahun 1975 rudal Milan (rudal anti tank) mulai digunakan pada kendaraan tempur Marder. Tapi saat itu penembakannya masih secara konvesional. Petugas (komandan tank) muncul dari kubah sambil memanggul peluncur rudal Milan lalu menembakan rudal tersebut. Lalu antara tahun 1977 dan 1979 peluncur rudal ini mulai dipasang sebagai bagian dari persenjataan Marder.
  • Upgrade Marder
            Program upgrade atau modifikasi peningkatan varian 1A3 dimulai pada tahun 1988. Saat itu ada sekitar 2.100 unit Marder 1A1 dan 1A2 yang akan diupgrade oleh militer Jerman. Proyek ini dikerjakan oleh perusahaan Thyssen-Henschel. Tank Marder yang telah diupgrade menjadi varian Marder 1A3 kembali diterima militer Jerman pada tanggal 17 November 1989.

Marder in Action
Marder in Action
                 Upgrade tersebut meliputi penambahan lapisan baja pelindung hingga seberat 1,6 ton untuk melindungi Marder dari tembakan meriam 2A42 kaliber 30mm dari BMP-2 (BVP-2). Kemudian ada modifikasi pada akses kompartemen personil infanteri. Suspensi pun ikut diperkuat, sistem pengereman baru dipasang dan  gearbox disesuaikan. Sistem pemanas digantikan dengan sistem pemanas berbasis air. Modifikasi juga dilakukan pada kubah kanon. Keseluruhan modifikasi  membuat Marder memiliki bobot lebih dari 35 ton.Varian Marder 1A3 inilah yang merupakan varian terbanyak digunakan oleh AD Jerman.
Meski tidak punya kemampuan amfibi,  Marder bisa melintasi air hingga kedalaman 1,5 meter. Jika dilengkapi dengan peralatan tambahan, kendaraan tempur ini bisa melintasi air berkedalaman hingga 2,5 meter. Untuk melaju di jalanan aspak, ranpur ini tidak akan merusak jalan, pasalnya Marder menggunakan roda penggerak yang dipasangi trek Diehl dengan bantalan karet.

Regenerasi Marder
                                                         Regenerasi Marder
             Sejak awal kemunculannya hingga saat ini ada beberapa varian Marder yang telah diproduksi.Meskipun telah dioperasikan dalam jumlah besar selama 40 tahun, Marder baru memperoleh pengalaman tempur sesungguhnya saat harus melindungi sebuah pos tentara Jerman dari serangan gerilyawan Taliban yang berlokasi di Distrik Chahar Dara, provinsi Kunduz, Afghanistan, pada Juli 2009. Aksi Marder pada pertempuran tersebut telah membunuh dan dan melukai puluhan anggota gerilyawan Taliban. Setelah kejadian itu, tank Marder juga beberapa kali terlibat dalam pertempuran.
  • Sistem Persenjataan
            Marder 1A3 sudah sempat ditampilkan ke khalayak umum pada ajang Indo Defence 2012 di Kemayoran, Jakarta. Versi Marder 1A3 ditampilkan menggunakan sistem senjata kanon Rheinmetall Rh202 kaliber 20mm dan senapan mesin coaxial MG3 kaliber 7,62 mm dalam satu kubah. Soal kubah, bentuknya terbilang unik, juru tembak duduk di dasar kubah yang letaknya di dalam kabin pasukan, sehingga bagian yang tampak hanya dudukan untuk sistem kanon. Pola ini tentunya lebih aman untuk juru tembak dari serangan sniper. Pola ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru buat TNI, ranpur jenis AMX-10P dan BTR-80 juga menggunakan pola kubah model yang mirip.
           Meski kaliber kanon-nya kalah dibanding milik BVP-2 Korps Marinir yang 30mm, tapi kanon besutan Rheinmetall ini unggul dalam kecepatan tembak dan akurasi. Kecepatan tembaknya semakin bertambah ketika digunakan sistem dual feed atau pasokan ganda. Sistem bidik kanon Rheinmetall sudah dilengkapi optik yang didukung teleskop infra merah dan kemampuan deteksi thermal.
TNI sebenarnya juga sudah cukup akrab menggunakan kanon Rheinmetall Rh202 kaliber 20mm.Sista ini sudah digunakan cukup lama untuk memperkuat Yon Arhanud TNI AD dan beberapa dipakai sebagai senjata penangkis serangan udara di kapal-kapal perang TNI AL.

Kubah laras Rheinmetall 20mm di Marder 1A3
Kubah laras Rheinmetall 20mm di Marder 1A3
  • Angkut Personel
            Dalam hal kemampuan angkut personel, Marder dirancang mengangkut 10 orang, terdiri dari satu NCO (Non Commissioned Officer) sebagai komandan kendaraan regu dan pasukan. Satu NCO sebagai komandan regu, satu pengemudi, satu juru tembak kanon, dua juru tembak sista anti tank, dan empat prajurit infanteri. Satu diantara empat prajurit tersebut ada yang bertugas sebagau juru tembak senapan mesin kaliber 7,62mm yang menghadap kebelakang, tapi dalam versi Marder 1A3 posisi ini telah dihilangkan karena dianggap kurang efektif dan menyulitkan pasukan saat harus keluar.

Kompartemen pengemudi Marder 1A3
Kompartemen pengemudi Marder 1A3
             Bila di AD Jerman Marder ditempatkan sebagai ranpur di satuan infanteri mekanis, bagaimana kira-kira penempatan tank ini di lingkungan TNI AD? Terlihat agak ambigu, secara teori ranpur jenis tank di Indonesia biasa langsung dipinang sebagai sista kavaleri. Secara kesenjataan, kanon kaliber 20mm untuk definisi internasional memang tidak masuk hitungan sista kavaleri. Tapi lagi-lagi, adopsi kanon kaliber 20mm pun masih jadi barang langka di satuan kavaleri TNI AD.
            Dan sembari menunggu kedatangan Marder, hingga saat ini belum diketahui benar, apakah Marder nantinya masuk sebagai arsenal Korps Baret Hitam (kavaleri) atau kah jadi andalan infanteri mekanis (Baret Hijau). Seandainya di daulat sebagai infanteri mekanis, ini artinya sebuah lompatan yang sangat jauh dari sisi alutsista, maklum infanteri mekanis TNI AD saat ini baru sebatas diperkuat panser Anoa. (Gilang Perdana)


Spesifikasi Marder 1A3
  • Produsen            : Rheinmetall Landsysteme, Jerman
  • Bobot                    : 35 ton
  • Bobot Tempur   :33,5 ton
  • Panjang                : 6,79 meter
  • Lebar                     : 3,24 meter
  • Tinggi                    : 2,98 meter
  • Personel              : 3 awak tank dan 6 personel infanteri
  • Proteksi               : Baja setebal 20 hingga 25 mm (Level 4+)
  • Senjata Utama : Meriam otomatis Rheinmetall MK 20 Rh 202 kaliber 20 mm, rudal anti tank MILAN
  • Senjata Tambahan : Senapan Mesin MG3 kaliber 7,62 mm
  • Mesin                    : Diesel MTU MB 833 Ea-500 600 hp (441 kW)
  • Rasio Tenaga Mesin dan Berat Kendaraan            : 21,1 hp/ton
  • Transmisi             : RENK HSWL 194 – 4 maju dan 2 mundur
  • Suspensi              : Torsion bar
  • Ground Clearance           : 0,45 m
  • Kapasitas Tangki BBM    : 652 liter
  • Jarak Jangkau                    : 520 km
  • Kecepatan Maksimum : 65 km/jam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar